BATAK | Adian Silalahi
Di sini kita berkenalan dan berkumpul untuk membicarakan Adat Batak Budaya Batak Umpasa Batak Dalihan Na Tolu Tarombo Batak Silsilah Batak Tokoh Batak Legenda Batak bahkan bila perlu Lapo tuak yang paling mantap tuaknya.

Songon hata ni umpasa Batak:
Jolo tinittip sanggar, Umbahen huru-huruan,
Jolo sinungkun marga, Asa binoto partuturan.


Karena itulah ciri khas kita orang Batak. Agar kita tahu partuturan kita, kita harus saling menanyakan marga terlebih dahulu.

Hata ni umpasa Batak mandok:
Marhosa-hosa sunting, marsiusungan dompak dolok.
Ala ni lambok ni pakkuling, na holang i gabe jonok.

Umpasa itu kurang lebih berarti "Perkenalan yg akrab dan hangat, dapat membuat hubungan kita menjadi lebih dekat".

Ada beberapa artikel di sini yang mungkin menurut anda kontroversial, saran kami anggap saja artikel kontroversial tsb bersifat "test the water" dan mari di diskusikan dengan kepala dingin.

Mauliate ... Bujur
Follow batakblog on Twitter

Followers

Adian Silalahi

DENGAN SENTUHAN KEMANUSIAAN MEREBUT HATI RAKYAT PERANCIS

Duta Besar RI untuk Republik Perancis, Adian Sialahi, adalah orang kedua yang ketika akan dilantik harus menyampaikan misi dan visinya sebagai duta besar di depan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Tugas utamanya adalah memulihkan kepercayaan rakyat Perancis kepada Indonesia, setelah terjadinya kemelut ekonomi, politik dan beberapa kerusuhan yang terjadi di Indonesia. Ia berkewajiban memulihkan hubungan kedua negara. Dengan sentuhan kemanusiaannya, ia berhasil mengubah opini rakyat Perancis, bahwa Indonesia juga sebuah negara yang melaksanakan hukum dengan baik.

Siapa Adian Silalahi

Selesai pendidikan universitas, ia melamar ke Departemen Luar Negeri pada 1969. Untuk pertama kalinya ia ditempatkan di Washingoton DC, lalu di Wina, Bangkok dan New York (Perwakilan Tetap RI di PBB). Kembali ke Jakarta ia menjabat Direktur hubungan multilateral. Sudah itu ditempatkan di Jenewa sebagai deputi Wakil Tetap RI di PBB. Menyusul penempatannya sebagai Duta Besar Brazil merangkap Peru dan Bolivia. Dari sana ia mendapat tugas baru sebagai Direktur Jenderal Asean. Kemudian barulah diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Republik Perancis pada 2001. Ia dilahirkan di Huta Silalahi, di tepi Danau Toba, Tapanuli Utara pada 1942. Ketika ia harus menyampaikan misi dan visinya sebagai calon duta besar di Perancis, ia tidak merasa sedang diuji, dengan fit and proper test, yang sekarang sedang in di Indonesia. Di dalam kertas kerja sebanyak 10-15 halaman ini ia menyampaikan apa yang menjadi tugas utamanya sebagai duta besar, yaitu memperbaiki dan memulihkan hubungan antara Indonesia dan Perancis yang menjadi buruk akibat Indonesia terlanda krisis moneter, berkurangnya investasi Perancis masuk ke Indonesia dan yang penting adalah usaha Perancis membantu Indonesia memulihkan ekonominya.

Ini berarti ia harus mengembalikan citra Indonesia yang baik di mata rakyat Perancis, karena selama masa itu Indonesia digambarkan kurang menyenangkan di mass-media di Perancis. Memperbaiki hubungan kerja sama di bidang perdagangan/ekonomi. Dan mencari sahabat agar Perancis tidak mendukung orang-orang Indonesia yang menginginkan desintegrasi. Sesudah perubahan Undang-undang dasar, maka tiap pengangkatan duta besar haruslah diketahui oleh DPR. Dia orang kedua yang harus menyampaikan visi dan misi di depan Komisi I DPR-RI. Ia sangat positif menilai cara ini, "karena anggota DPR juga harus tahu apa yang dilakukan seorang Duta Besar. Mereka harus memberikan pertimbangan kepada Presiden dan Presiden harus menyampaikannya kepada negara tempat calon duta besar ini akan ditempatkan, sebagai persetujuan.

Langkah Kerja

Pada bulan pertama ia bertugas di Paris, ia mengumpulkan wartawan, yang ternyata mendapat respons baik. Para wartawan ini menganggap keadaan di Indonesia belum pulih. Untuk itu ia datangi para wartawan. Yang menguntungkan dewasa ini di Bali ada seorang Pemuda Perancis berusia 28 tahun yang ditahan seumur hidup karena kedapatan memasukkan narkotika ke Bali. Lembaga Swadaya Masyarakat Perancis bekerja sama dengan media masa Perancis, membentuk opini, bahwa pengadilan di Indonesia dapat dibeli dan keadaan penjara kurang baik. Keluarga ini diliput oleh banyak wartawan berbagai media ketika Dubes mengunjunginya, untuk mendapatkan penjelasan. Sebab selama ini mereka meminta penjelasan, tetapi pihak KBRI tidak melayaninya. Kini tibalah saatnya Dubes yang baru menjelaskannya. Maka muncullah banyak pertanyaan baik dari keluarga maupun wartawan. Dubes mencoba menjelaskan bahwa pengadilan di Indonesia juga memperlakukan tertuduh secara fair. Setelah diterangkan, para wartawan dapat memahami bahwa di Indonesia pun ada proses hukum. Dalam hal ini Dubes Adian Silalahi berusaha untuk mendekati LSM dan wartawan yang memperoleh informasi mengenai Indonesia sepotong-sepotong, agar mereka mendapat informasi yang utuh. Demikian juga soal demokrasi dan hak-hak manusia yang ada di Indonesia dijelaskan dengan sejelas-jelasnya, sehingga baik LSM maupun wartawan Perancis mengerti bahwa demokrasi sedang berjalan dan memerlukan proses belajar. Untuk itu memerlukan waktu lama.

Kepercayaan Pemberitaan

Duta Besar Adian Silalahi mempunyai program khusus bagi wartawan Perancis agar mereka dapat memahami perkembangan Indonesia dengan baik. Malah kepada mereka disarankan untuk mengunjungi Indonesia. Wartawan yang ingin datang berkunjung ke Indonesia mendapat dukungan dari Dubes Silalahi. Kebijaksaaan yang ditempuh adalah merangkul mereka tanpa menjauhi. Mereka sangat membantu dalam kerja sama, terutama agar akses ke informasi Indonesia ini lebih mudah. Mereka tentunya sangat tertarik pada berita-berita yang berkenan di hati mereka, seperti berita penahanan seorang pemuda Perancis seumur hidup di Bali.

Dubes menjelaskan persepsi mereka tentang Bali, tentang letak penjara yang menurut mereka berada di tengah hutan dan banyak nyamuk. Dubes menjelaskan ini semua, bahwa di Bali sudah tidak ada hutan yang mereka bayangkan. Kalau soal nyamuk di mana-mana di Indonesia memang ada nyamuk. Untuk lebih meyakinkan mereka, Dubes juga membawa orang Perancis yang lama tinggal di Indonesia dan mengenal Indonesia, sehingga mereka percaya.

Banyak LSM di Perancis, menurut Dubes Adian yang mempunyai sasaran yang sangat sempit, tidak mengetahui sektor lain. "Kita perlu kerja sama walaupun mereka misalnya hanya memperjuangkan hal-hal yang tidak adil. Tetapi janganlah mereka hanya melihat satu sektor saja, supaya mereka juga melihat sektor yang lain, supaya lebih makro. Dengan dialog dan tukar pikiran ke arah yang lebih besar. Akhirnya mereka dapat menyimpulkan dengan baik. Dubes Adian Silalahi juga menandaskan bahwa dengan keterbukaan sekarang ini, Indonesia tidak dapat menutup-nutupi hal-hal yang menurut Barat kurang baik. Apabila mereka melihat hal-hal yang kurang baik, kita berikan masukan ini ke Indonesia, bahwa di Barat ada sikap seperti ini, yang harus kita tanggapi. Selama ini Indonesia dianggap negatif.

Mereka menuntut agar hukum di Indonesia berlaku dengan baik. "Saya tidak akan menutupi hal ini. Saya juga tidak membela yang memang tidak benar. Tapi saya berusaha meneruskan persepsi ini. Mereka juga mengakui bahwa demokrasi dan penegakan hukum di Perancis sudah begitu lama dan maju. Tetapi tugas saya adalah memadukan dua persepsi yang berbeda ini,"kata Dubes Silalahi.

Kecurigaan Wartawan/LSM

Untuk mempercepat informasi sampai ke tangan wartawan, Kedutaan Besar RI di Perancis membuat jaringan, terutama menyangkut hal-hal yang mereka perlukan untuk memberikan informnasi kepada publik Perancis. Informasi dari Indonesia harus secepatnya disampaikan kepada mereka. Sekali sebulan diadakan pertemuan untuk berbincang-bincang. Secara kelompok. Pada kesempatan ini wartawan dapat mengajukan pertanyaan apa saja untuk tukar pikiran. Tugas Kedutaan adalah mencari informasi ke Indonesia. Di luar itu Kedutaan Besar menggunakan komunikasi terbuka.

Ekonomi

Selama ini hubungan perdagangan dan ekonomi antara Indonesia dan Perancis berjalan baik. Hanya karena terjadinya krisis moneter, maka investasi dari Perancis ke Indonesia menurun. Sesudah itu hubungan menjadi pulih kembali seperti pada sebelum krisis terjadi. Ia menilai perusahaan Perancis baik-baik, karena tidak angkat kaki ketika Indonesia dilanda krisis moneter. Mereka yakin bahwa keadaan ini akan berlangsung sebentar saja. Dan benar, karena sesudah 2000 keadaan mulai pulih kembali. Banyak perusahaan Perancis baik di bidang pertambangan, perhotelan, perhubungan dan lainnya menikmati keuntungan. Pada waktu itu Pemerintah Indonesia hanya menginginkan supaya perusahaan-perusahaan ini tidak menarik modalnya dari Indonesia. Tugas dubes sekarang adalah mengajak perusahaan-perusahaan Perancis menambah investasi di Indonesia karena keadaan sudah kembali normal. Di bidang pariwisata, Indonesia juga berusaha untuk menarik wisatawan Perancis sebanyak-banyaknya dengan menggalakkan promosi di Perancis.

Tenaga Kerja

Salah satu keperluan yang diinginkan Perancis adalah sumber daya manusia yang dapat memenuhi keperluan bagi perusahaan-perusahaan Perancis di Indonesia. Itulah sebabnya pemerintah Perancis memberikan bea siswa kepada pelajar dan mahasiswa Indonesia. Hal ini dilakukan karena perusahan di Perancis makin banyak, makin banyak pula tenaga kerja diperlukan. Dengan mendidik orang Indonesia di Perancis, pastilah lebih mudah. Itulah sebabnya program on the job training banyak dilakukan oleh perusahan Perancis, dengan mengundang pekerja atau karya siswa untuk belajar.

Studi

Dengan banyaknya beasiswa, berarti banyak pula kesempatan terbuka bagi pelajar dan mahasiswa. Menurut Dubes Sialahi, belajar di Perancis relatif murah. Bila ada sponsor belajar di negeri itu pun gampang. Persyaratan utamanya adalah mahasiswa harus pandai berbahasa Perancis. "Mungkin inilah yang menjadi keberatan para pelajar dan mahasiswa Indonesia, karena mereka lebih banyak menggunakan bahasa Inggris dan maunya belajar ke Amerika Serikat. Namun, berdasarkan data yang dimiliknya, para mahasiswa, karya siswa yang belajar di Perancis kembali ke Indonesia mendapat pekerjaan. Setidak-tidaknya bekerja pada perusahaan Perancis. Hal yang sama bagi mereka yang kembali dari Kaledonia Baru (Wilayah Seberang Lautan Perancis). Karena kepandaian mereka berbahasa Perancis, mereka dapat bekerja di Kedutaan Besar Perancis dan juga perusahaan Perancis.

CGI

Menggantikan peran Belanda, Perancis menjadi pusat kegiatan Consultative Group on Indonesia (CGI). Walaupun nampaknya berat, tetapi Dubes Adian Silalahi mengemban tugasnya ini menjadi lebih ringan karena dari dulu ia selalu berhubungan dengan masalah-masalah ekonomi. Di Paris ia banyak berhubungan dengan orang-orang yang mengurus CGI. Orang-orang ini pernah tinggal dan bekerja di Indonesia, seperti di Bappenas dan merekalah yang kini memegang posisi di kantor CGI. "Tentu saja hal ini merupakan tantangan bagi saya," kata Dubes Silalahi. "Saya berharap Paris Club pun dapat memahami situasi yang terjadi di Indonesia. Paris Club memang sudah menjadwalkan kembali utang Indonesia. Tidak ada utang yang tidak akan dibayar oleh Indonesia. Indonesia berkewajiban untuk membayar kembali utang. Hanya saja masalahnya sekarang keadaan sangat sulit bagi Indonesia untuk memenuhi komitmen Paris Club. Apalagi membayar utang. Pada saat keadaan baik, pembayaran utang itu dilipatgandakan.

Adian Silalahi related with:


0comments:

Post a Comment

Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan, Jolo sinukkun marga asa binoto partuturan.

Untuk membalas komentar ke Nama/ Id tertentu, silahkan tambahkan "@" sebelum Nama atau ID komentar yang ingin dibalas/ reply
contoh: @name atau @5867483356795408780.0
Isi Komentar/ Reply

ps:
- Untuk mengetahui ID komentar yang ingin di reply silahkan klik [Comment ID]
- Berkomentarlah dengan tutur kata yang sopan, adalah hal yang manusiawi untuk berbeda pendapat

 
Add to Google Reader or Homepage


Artikel BATAK
Komentar
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

BATAK | Penulis
BATAK | Label
BATAK | Judul
BATAK | Artikel

[TITLE] BATAK: Adian Silalahi
[URL] http://batak.blogspot.com/2003/11/adian-silalahi-dengan-sentuhan.html

Back to TOP  
Entries (RSS) | Comment (RSS)



Share

Share
Tweet