BATAK | Dr. Muchtar Pakpahan, SH, MA
Di sini kita berkenalan dan berkumpul untuk membicarakan Adat Batak Budaya Batak Umpasa Batak Dalihan Na Tolu Tarombo Batak Silsilah Batak Tokoh Batak Legenda Batak bahkan bila perlu Lapo tuak yang paling mantap tuaknya.

Songon hata ni umpasa Batak:
Jolo tinittip sanggar, Umbahen huru-huruan,
Jolo sinungkun marga, Asa binoto partuturan.


Karena itulah ciri khas kita orang Batak. Agar kita tahu partuturan kita, kita harus saling menanyakan marga terlebih dahulu.

Hata ni umpasa Batak mandok:
Marhosa-hosa sunting, marsiusungan dompak dolok.
Ala ni lambok ni pakkuling, na holang i gabe jonok.

Umpasa itu kurang lebih berarti "Perkenalan yg akrab dan hangat, dapat membuat hubungan kita menjadi lebih dekat".

Ada beberapa artikel di sini yang mungkin menurut anda kontroversial, saran kami anggap saja artikel kontroversial tsb bersifat "test the water" dan mari di diskusikan dengan kepala dingin.

Mauliate ... Bujur
Follow batakblog on Twitter

Followers

Dr. Muchtar Pakpahan, SH, MA

Buruh Membutuhkan Partai

Nasib kaum buruh Indonesia di mata Ketua Umum Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD) Dr Muchtar Pakpahan selalu tidak jelas. Mereka menjadi objek dalam kegiatan dunia usaha. Kesejahteraan buruh sebagian besar memprihatinkan. Padahal kaum buruh memiliki andil sangat besar dalam memajukan perusahaan dan memberi devisa bagi bangsa. Bukan sekarang saja Pakpahan berpikir bahwa kaum buruh memerlukan wadah untuk memperjuangkan nasibnya. Sudah sejak lama ia berkecimpung di bidang perburuhan. Ia adalah pendiri sekaligus ketua umum Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI). Lembaga ini kerap melakukan aksi demo bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan, tetapi menuntut perlakuan yang lebih adil dan demokratis terhadap kaum buruh.

Terbukanya era reformasi membuatnya memiliki kesempatan untuk memperjuangkan kaum buruh pada tingkat politik praktis. Ia bersama aktivis buruh di SBSI pun membentuk Partai Buruh Nasional (PBN). Partai ini ikut dalam Pemilu 1999, namun sayangnya tidak mendapat suara yang cukup untuk menempatkan wakilnya di lembaga legislatif. Saat itu ia masih bisa berharap dengan beberapa aktivis buruh yang bergabung dengan partai besar dan duduk di lembaga legislatif dapat memperjuangkan nasib buruh. Kebutuhan terhadap partai politik ini semakin terasa ketika selesai pemilu, menghasilkan 6 partai pemenang Pemilu. Dari pengalaman tiga tahun bersama para anggota MPR dari hasil pemilu itu, tidak ada partai politik yang tertarik dengan aspirasi buruh. Hal ini jelas terlihat dari ketika kami mengajukan reformasi undang-undang bidang perburuhan, tidak ada satu pun yang tertarik. Juga, ketika terdapat kasus-kasus yang dihadapi buruh, tidak ada anggota DPR dari parpol yang tertarik. Kemudian masalah pengangguran yang semakin mendesak, dan tidak ada satu konsep pun dari mereka yang peduli untuk mengatasi pengangguran kecuali semakin sibuk dengan urusannya masing-masing. Dilihat dari tiga fakta itu Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) atau buruh khususnya membutuhkan partai, paparnya kepada Tokoh Indonesia dotcom.

Sebelumnya pernah terbentuk partai yang bertekad memperjuangkan buruh, yaitu Partai Buruh Nasional (PBN). Namun dalam pemilu tidak berhasil menempatkan wakil di lembaga legislatif. Walaupun demikian, ada beberapa orang SBSI yang mewakili PDI-P. Kami pikir mereka dapat menjadi saluran aspirasi buruh, tapi ternyata tidak, bahkan banyak orang-orang PDI-P yang menganiaya anggota SBSI, seperti juga yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila pada masa Golkar berkuasa. Dari fakta itu, SBSI melihat harus ada wakilnya di DPR. Pertama, untuk memperbaiki kondisi negara. Sebab jika kondisi negara tidak baik kondisi buruh tentu juga tidak baik. Sebab apapun kebijakaan negara pasti menyangkut nasib buruh. Kedua, untuk memperjuangkan nasib buruh itu sendiri. Itulah yang melatarbelakangi pendirian dari Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), jelasnya. Ditambahkan Pakpahan, PBSD ini tumbuh dari masyarakat bawah yang telah kecewa oleh idolanya. Ia mencontohkan, secara pribadi sangat mengidolakan Megawati, lalu banyak juga dari para buruh mengidolakan Megawati yang kebetulan di PDI-P. Ketika PDI-P mengecewakan aspirasi buruh, secara otomatis Megawati juga mengecewakan. Dorongan-dorongan inilah yang datang dari bawah. Kemudian Pakpahan menyebutkan kendala-kendala yang ada dalam membentuk sebuah partai adalah partai tersebut harus didukung dalam tiga kekuatan. Kekuatan massa, tokoh, dan uang. PBSD diakui memiliki massa dan tokoh yang bisa diandalkan. Tetapi untuk soal uang, PBSD mengaku belum punya.

Partai kami masih hidup dengan sistem pendanaan sendiri. Namun dalam berpolitik, hanya dengan menggunakan hati nurani tanpa uang, itu sangat sulit. Contohnya penyosialisaian visi dan misi partai. Jika disebutkan kendala kami yaitu pendanaan, jelasnya. Meskipun PBSD menggunakan kata sosial, Pakpahan mengatakan hal itu bukan berarti berada di sayap kiri, namun merupakan pemain politik yang pernah di kiri dan sekarang berada di tengah. Hal itu terlihat dengan menggunakan kata demokrat. Ia mencontohkan, di seluruh dunia, setiap gerakan buruh memang berasal dari kiri. Dalam sidang ILO, pengusaha menempati tempat duduk di kanan, kaum buruh di sebelah kiri, dan pemerintah berada tengah-tengahnya. Kami berada di tengah untuk melahirkan dan menggagasi gagasan jalan tengah, win-win solution, antikekerasan, tidak percaya revolusi namun percaya pada sistematika demokrasi itulah sosial demokrat (Setiap orang punya harga namun tidak menjadi miskin), lanjutnya. Partai politik yang mengatasnamakan perwakilan buruh di Indonesia saat ini dua. Kalau terlalu banyak partai buruh, ia pun khawatir suara mereka akan terpecah yang berakibat buruk pada peraihan kursi wakil rakyat dari kalangan buruh. Ia memandang jalan yang terbaik adalah terjadinya persatuan di antara partai buruh yang ada. Namun saat ini, katanya, PBSD lebih banyak menerima orang-orang dari partai lain daripada melakukan peleburan partai.

Kondisi bangsa saat ini dinilainya secara umum semakin memprihatinkan. Presiden Megawati tampak tidak memperlihatkan kebijakan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kecuali di bidang militer. Dalam bidang politik pun, Mega dianggap Pakpahan mengambil kebijakan yang irasional. Kebijakannya sulit diterima masyarakat. Salah satunya adalah tentang pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Patut dipertanyakan mengapa Megawati lebih mendukung Sutiyoso dibandingkan kader dari PDI-P sendiri. Padahal Sutiyoso bukanlah kader PDI-P, bahkan dicurigai terlibat peristiwa 27 Juli, yang mengakibatkan beberapa kader PDI dan pendukung Mega terluka parah. Sementara kepemimpinan nasional sebelumnya di bawah Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dianggapnya memiliki kemampuan dalam membawa Indonesia ke dalam wacana demokrasi. Namun, karena kelemahan fisiknya, belakangan ia dipengaruhi oleh orang-orang terdekatnya sendiri. Pakpahan menilai, orang-orang yang terdekatnya inilah yang harus bertanggung jawab atas jatuhnya Gus Dur dari kursi presiden. Dengan terbentuknya PBSD, ia berharap bisa menyumbang tenaga untuk memperbaiki negara dan bangsa dari keterpurukan. Menurut pandangannya, secara konseptual untuk membangun wellfare state membutuhkan moralitas pemimpin yang adil. Dengan moralitas yang dimilikinya, ia mengaku siap bersaing dan mengikuti pemilihan umum dan siap dipilih menjadi presiden. Wellfare state merupakan salah satu hal yang diperjuangkan oleh masyarakat buruh di seluruh dunia. Untuk itu ia memiliki strategi dalam menciptakan impian masyarakat. Menurutnya, yang pertama dilakukan untuk membangun kembali bangsa ini adalah mengangkat orang-orang atau individu yang tepat sehingga dapat melahirkan sebuah sistem yang benar untuk dapat dilanjutkan oleh orang-orang yang benar juga.

Ia juga berharap bisa mengikuti senior pejuang partai buruh di dunia yang telah sukses. Ia memiliki idola tokoh buruh dunia yang lurus dan tidak mau korupsi. Mereka adalah mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandella, mantan Presiden Filipina Cory Aquino, mantan Presiden Cekoslawakia Vaclav Havel, Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung, dan Lech Walesa. Pakpahan lahir pada tanggal 21 Desember 1953 dari keluarga petani. Pada usia 11 tahun ayahnya meninggal. Ketika menanjak pada usia 18 tahun, giliran ibunya yang meninggalkannya untuk selama-lamanya. Ia besar di desa Banjang, Bukit Dua, Tana Jawa, Simalungun, Sumatera Utara. Untuk bisa sekolah hingga kuliah, ia menghidupi dirinya dengan cara menarik becak sejak tahun 1969. Dengan pengalaman hidup dalam kesusahan itu membuatnya menjadi mudah prihatin ketika melihat orang lain menderita. Ia juga mengaku sering melihat orang kecil yang menjadi objek penganiayaan, dan ia selalu memihak kepada orang yang teraniaya. Setelah tamat dari kuliah hukum USU 1978, saat itu ia bernazar untuk memberikan hidupnya kepada orang miskin dan jika nanti memilki seorang anak pertama laki-laki, akan dibimbingnya untuk menjadi seorang pendeta. Dan saat ini anaknya, Binsar Pakpahan, sudah hampir tamat dari kuliah dan kemungkinan menjadi pendeta tahun ini atau paling lama tahun depan. Sejak tahun 1978 hingga sekarang ia mengaku hidupnya tetap miskin, miskin harta dunia namun kaya nama baik.

Sepanjang hidunya ia mengaku ada empat orang yang mempengaruhi pemikiran dan langkahnya.
Pertama adalah sang ibu. Ibu menjadi tempat untuk mencurahkan isi hatinya dan mampu menjadi orang yang menerima aspirasi dan menjaga rahasia orang.
Kedua adalah abangnya yang tertua. Ia mengaku belajar tanggung jawab darinya yang sejak usia muda ia telah menempatkan diri dalam keluarga sebagai ayah. Sehingga ia tidak begitu merasa sangat kehilangan sosok ayah yang meninggal, karena sosok tersebut dapat dilihat dari kehidupan abangnya.
Orang ketiga yang memiliki pengaruh pada dirinya adalag Bung Karno. Buku-buku Bung Karno tentang patriotisme dan nasionalisme dibaca habis sehingga memperdalam kecintaannya pada bangsa dan negara.
Dan yang keempat adalah seorang pemikir Kristen yaitu Bapak TB. Simatupang. Simatupang mengajarkan kepadanya untuk senantiasa “berkata yang benar apa adanya.” Di luar itu, ada kemungkinan masih terdapat orang yang mempengaruhi jalan hidupnya secara tidak langsung. Namun, empat orang itulah yang dianggap Pakpahan telah mempengaruhi jalan hidupnya secara langsung.

Isterinya bernama Roseintan br Marpaung, anak seorang polisi. Dulu, mertuanya pernah mengingatkan dirinya untuk memperjuangkan keberadaan polisi agar keluar dari ABRI. Kini, memang polisi telah keluar dari struktur militer.

Dr. Muchtar Pakpahan, SH, MA related with:


0comments:

Post a Comment

Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan, Jolo sinukkun marga asa binoto partuturan.

Untuk membalas komentar ke Nama/ Id tertentu, silahkan tambahkan "@" sebelum Nama atau ID komentar yang ingin dibalas/ reply
contoh: @name atau @5867483356795408780.0
Isi Komentar/ Reply

ps:
- Untuk mengetahui ID komentar yang ingin di reply silahkan klik [Comment ID]
- Berkomentarlah dengan tutur kata yang sopan, adalah hal yang manusiawi untuk berbeda pendapat

 
Add to Google Reader or Homepage


Artikel BATAK
Komentar
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

BATAK | Penulis
BATAK | Label
BATAK | Judul
BATAK | Artikel

[TITLE] BATAK: Dr. Muchtar Pakpahan, SH, MA
[URL] http://batak.blogspot.com/2003/11/dr.html

Back to TOP  
Entries (RSS) | Comment (RSS)



Share

Share
Tweet