BATAK | Eva Riyanti Hutapea
Di sini kita berkenalan dan berkumpul untuk membicarakan Adat Batak Budaya Batak Umpasa Batak Dalihan Na Tolu Tarombo Batak Silsilah Batak Tokoh Batak Legenda Batak bahkan bila perlu Lapo tuak yang paling mantap tuaknya.

Songon hata ni umpasa Batak:
Jolo tinittip sanggar, Umbahen huru-huruan,
Jolo sinungkun marga, Asa binoto partuturan.


Karena itulah ciri khas kita orang Batak. Agar kita tahu partuturan kita, kita harus saling menanyakan marga terlebih dahulu.

Hata ni umpasa Batak mandok:
Marhosa-hosa sunting, marsiusungan dompak dolok.
Ala ni lambok ni pakkuling, na holang i gabe jonok.

Umpasa itu kurang lebih berarti "Perkenalan yg akrab dan hangat, dapat membuat hubungan kita menjadi lebih dekat".

Ada beberapa artikel di sini yang mungkin menurut anda kontroversial, saran kami anggap saja artikel kontroversial tsb bersifat "test the water" dan mari di diskusikan dengan kepala dingin.

Mauliate ... Bujur
Follow batakblog on Twitter

Followers

Eva Riyanti Hutapea

Keberuntungan adalah Anugerah Tuhan

CEO (Chief Executive Officer) PT Indofood Sukses Makmur (ISM), ini menyebut tiga prasyarat utama untuk mencapai keberhasilan. Yakni, adanya kesempatan, kemampuan dan keberuntungan. Jika kesempatan dan kemampuan sudah dicapai, tinggal menunggu faktor keberuntungan. Sementara, keberuntungan itu adalah anugerah Tuhan, yang harus disampaikan dalam doa. Ia adalah salah seorang CEO terbaik dan bertangan dingin sehingga mampu menangani pelbagai persoalan yang membelit perusahaannya. Ia berhasil menyelamatkan ISM dari goncangan krisis. Pada akhir 1997 lalu, perusahaan publik itu tekor sampai Rp1,2 triliun. Kerugian ini adalah akibat krisis moneter yang meluluh-lantakkan ekonomi negeri ini. Krisis itu mengakibatkan daya beli masyarakat turun drastis serta beban perusahaan yang melonjak tinggi. Penjualan Indomie, produk andalan ISM, menurun drastis dari sekitar 8,5 bungkus pada akhir 1997 menjadi 7,8 miliar bungkus pada 1998. Apalagi saat itu, utang ISM dalam dolar AS yang diperlukan untuk investasi --bukan untuk working capital juga tidak diasuransikan.

Eva tidak kecut menghadapi badai itu. Apalagi kondisi politik saat itu mengalir deras menerpa perusahaan milik Grup Salim yang sangat rentan dengan isu KKN dan monopoli itu. Saat itu pula Eva dipercaya menakhodai ISM. Kemampuan yang dimilikinya, telah mendorong para pemegang saham membuka kesempatan bagi Eva. Kesempatan itu sebuah tantangan yang harus dijawab untuk membuktikan kemampuannya. Pada kesempatan ini, kepiawaian Eva, Ibu beranak tiga, ini makin teruji. Ia segera melakukan pelbagai langkah, mulai dari efisiensi, penyesuaian harga jual produk, hingga mencari terobosan pasar baru di manca negara. Ia pun sering turun langsung ke pusat-pusat penyaluran makanan seperti koperasi dan pesantren untuk mendistribusikan produk-produk mie, makanan bayi, dan susu dalam program Indofood Peduli, terutama ketika sebagian besar masyarakat Indonesia dilanda krisis pangan.

Hasilnya, ISM berhasil membukukan keuntungan Rp 150 miliar pada akhir tahun 1998. Bahkan pada tahun berikutnya (1999), keuntungan bersih yang diraih semakin melonjak 500% lebih, yakni mencapai Rp1,3 triliun. Sangat fantastis. Bukan itu saja. Eva, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1973 ini, pun perlahan-lahan dapat mengatasi utang luar negeri ISM. Diperkirakan pada Juni 2000 nanti, utang ISM tinggal US$313 juta. Bahtera ISM pun tetap berlayar gagah melampaui badai. Sementara pada saat badai itu mengguncang samudera ekonomi Indonesia, banyak perusahaan yang terhempas dan tenggelam.

Maka, tidaklah heran apabila Eva, belum lama ini, mendapat penghargaan sebagai salah satu CEO Terbaik di Indonesia oleh lembaga riset Asia Market Intelligence (AMI) yang bekerja sama dengan majalah Swa. Keberhasilan itu, ujar Eva yang hingga kini masih tercatat sebagai dosen aktif di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi - Universitas Indonesia, itu bukan hanya prestasinya sendiri. Melainkan prestasi seluruh sumber daya manusia yang ada di Indofood. Namun, sesungguhnya kepiawian Eva sebagai CEO-lah yang paling menentukan. Ia telah memanfaatkan kesempatan yang diberikan para pemegang saham dengan membuktikan kemampunnya mengatasi persoalan rumit perusahaannya.

Tetapi, Eva yang memulai karir sebagai seorang internal auditor, tidak menonjolkan kemampuannya memanfaatkan kesempatan itu sebagai kunci utama keberhasilnnya. Justru ia lebih memandang faktor keberuntungan sebagai hal yang harus dikedepankan. Determinasi keberuntungan, menurut pemegang jabatan Direktur Jenderal International Ramen Manufacturers Association (IRMA), produsen mie instan dunia yang berpusat di Jepang, ini tidaklah sekadar nasib yang kebetulan. Keberuntungan, menurut Eva, adalah anugerah Tuhan, yang harus selalu disampaikan dan bawakan di dalam doa.

Eva Riyanti Hutapea related with:


0comments:

Post a Comment

Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan, Jolo sinukkun marga asa binoto partuturan.

Untuk membalas komentar ke Nama/ Id tertentu, silahkan tambahkan "@" sebelum Nama atau ID komentar yang ingin dibalas/ reply
contoh: @name atau @5867483356795408780.0
Isi Komentar/ Reply

ps:
- Untuk mengetahui ID komentar yang ingin di reply silahkan klik [Comment ID]
- Berkomentarlah dengan tutur kata yang sopan, adalah hal yang manusiawi untuk berbeda pendapat

 
Add to Google Reader or Homepage


Artikel BATAK
Komentar
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

BATAK | Penulis
BATAK | Label
BATAK | Judul
BATAK | Artikel

[TITLE] BATAK: Eva Riyanti Hutapea
[URL] http://batak.blogspot.com/2003/11/eva-riyanti-hutapea-keberuntungan.html

Back to TOP  
Entries (RSS) | Comment (RSS)



Share

Share
Tweet