Lahir: Pematang Siantar, 13 Juli 1949
Jabatan: Menteri Negara Sekretaris Kabinet RI
Agama: Islam
Pendidikan: Akabri tahun 1972
Pengalaman kerja:
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kabinet Gotong Royong, Oktober 2001-Juli 2004
Pangdam V Brawijaya, Surabaya, 1999
Askomsos Kaster ABRI sejak Oktober 1998
Kepala Staf Kodam Jaya, 1998
Wakil Assospol Kasospol ABRI, 1996-1997
Tangan Kanan Presiden
Menteri Negara Sekretaris Kabinet KIB ini disebut banyak orang sebagai tangan kanan Presiden Yudhoyono. Bahkan secara fungsional, pria kelahiran Pematang Siantar, 13 Juli 1949 berpangkat Letnan Jenderal TNI (purn), ini disebut-sebut sebagai orang ketiga pemerintahan SBY. Dia disebut juga dapat berperan menyeimbangkan laju Wapres Jusuf Kalla yang tampak bergerak atraktif.
Saat SBY masih Menko Polkam, Sudi Silalahi sudah mendampinginya sebagai Sekretaris. Saat SBY melakukan 'uji kelayakan' kepada para calon menterinya, adalah mantan Kepala Staf Kodam Jaya ini yang dipercaya memanggil untuk datang ke Cikeas, kediaman SBY.
Mantan Askomsos Kaster ABRI (1998), ini juga berperan dalam Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin langsung Presiden SBY dan bertugas menentukan para direksi BUMN dan eselon satu di setiap departemen. Di TPA yang beranggotakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Meneg BUMN Sugiharto, Meneg PAN Taufik Effendi dan menteri departemen teknis, itu Sudi disebut-sebut sebagai tangan kanan Presiden SBY.
Sumbangsihnya dalam proses persiapan dan pencalonan hingga terpilihnya SBY jadi presiden, juga cukup penting. Dia berperan mendisain penayangan iklan Menko Polkam pada kondisi politik pencalonan presiden sudah mulai meningkat. Iklan itu dinilai pihak megawati dan berbagai pihak sebagai iklan terselubung SBY yang telah lama bersiap-siap jadi calon presiden.
Sudi juga yang pertama kali mengungkap kepada pers bahwa Menko Polkam SBY sudah sering tidak diikutkan dalam Sidang Kabinet bidang Polkam. Hal ini dilontarkan kepada pers sedemikian rupa sehingga seolah-olah SBY sedang berada dalam posisi teraniaya.
Sehingga publik tidak lagi berpikir bahwa Menko Polkam SBY mengkhianati Megawati. Karena, konon, Megawati beberapa kali bertanya, apakah ada anggota kabinetnya yang akan maju mencalonkan diri jadi Capres atau Cawapres? SBY tidak menjawabnya dengan jujur.
Padahal SBY sudah lama mempersiapkan diri jadi calon presiden. Bahkan telah mendirikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya.
Dalam kondisi persiapan pencalonan ini, tampaknya Sudi Silalahi sangat berperan strategis. Sehingga popularitas SBY melonjak demikian tajam melampau para pesaingnya, termasuk Megawati.
Maka ketika SBY terpilih jadi presiden, berbagai kalangan telah memperkirakan bahwa mantan Pangdam V Brawijaya, Surabaya, 1999, ini akan berperan besar dalam kabinet. Secara struktural dia memang dipercaya menjabat Menteri Negara Sekretaris Kabinet. Namun secara fungsional, agaknya tak berlebihan bila banyak pihak menyebutnya sebagai orang ketiga dalam pemerintahan Presiden SBY dengan Kabinet Indonesia Bersatunya.
Shock Teraphy
Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi usai menghadiri sidang Kabinet Indonesia Bersatu pertama di Jakarta, Jum'at (21/10/2004), mengatakan pemerintah baru Indonesia berjanji akan melakukan shock teraphy atau semacam kejutan terutama dalam kasus kasus hukum, dalam 100 hari pertama kerja kabinetnya.
Menurutnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah meletakkan dasar dasar atau langkah langkah awal yang dapat dijadikan shock therapy dalam 100 hari pertama kabinetnya.
0comments:
Post a Comment
Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan, Jolo sinukkun marga asa binoto partuturan.
Untuk membalas komentar ke Nama/ Id tertentu, silahkan tambahkan "@" sebelum Nama atau ID komentar yang ingin dibalas/ reply
contoh: @name atau @5867483356795408780.0
Isi Komentar/ Reply
ps:
- Untuk mengetahui ID komentar yang ingin di reply silahkan klik [Comment ID]
- Berkomentarlah dengan tutur kata yang sopan, adalah hal yang manusiawi untuk berbeda pendapat