BATAK | BATAK – Alfred Simanjuntak
Di sini kita berkenalan dan berkumpul untuk membicarakan Adat Batak Budaya Batak Umpasa Batak Dalihan Na Tolu Tarombo Batak Silsilah Batak Tokoh Batak Legenda Batak bahkan bila perlu Lapo tuak yang paling mantap tuaknya.

Songon hata ni umpasa Batak:
Jolo tinittip sanggar, Umbahen huru-huruan,
Jolo sinungkun marga, Asa binoto partuturan.


Karena itulah ciri khas kita orang Batak. Agar kita tahu partuturan kita, kita harus saling menanyakan marga terlebih dahulu.

Hata ni umpasa Batak mandok:
Marhosa-hosa sunting, marsiusungan dompak dolok.
Ala ni lambok ni pakkuling, na holang i gabe jonok.

Umpasa itu kurang lebih berarti "Perkenalan yg akrab dan hangat, dapat membuat hubungan kita menjadi lebih dekat".

Ada beberapa artikel di sini yang mungkin menurut anda kontroversial, saran kami anggap saja artikel kontroversial tsb bersifat "test the water" dan mari di diskusikan dengan kepala dingin.

Mauliate ... Bujur
Follow batakblog on Twitter

Followers

BATAK – Alfred Simanjuntak

BATAK - Namanya terukir sebagai pencipta nasional ‘Bangun Pemudi Pemuda’. Judul lagu itu tampaknya selalu menjadi obsesi pria suku Batak kelahiran Parlombuan, Utara, Sumatera Utara, 8 September 1920 itu. Hal itu setidaknya tercermin dari Karya Paparnya berjudul Membangun Manusia Pembangunan, saat menerima gelar Doctor Honoris Causa (DR. HC) atas pengabdiannya selama 60 tahun di bidang pendidikan dari Saint John University, 10 Februari 2001 di Jakarta. Alfred , seorang pencipta lagu yang berprofesi sebagai guru hampir sepanjang hidupnya. Saat menulis lagu Bangun Pemuda-Pemudi tersebut dia berusia 23 tahun (1943) dan bekerja sebagai guru Sekolah Rakyat Sempurna Indonesia di Semarang. Sebuah sekolah dengan dasar jiwa patriotisme yang didirikan oleh sejumlah tokoh nasionalis seperti Dr Bahder Djohan, Mr Wongsonegoro, dan Parada Harahap.

Obsesi kemerdekaan negeri dan membangun pemuda-pemudi Indonesia itu terus memenuhi benaknya hingga suatu kali saat sedang mandi Alfred terinspirasi menulis syair lagu itu. Kala itu dia seperti mendengar suara-suara melodi di telinganya. "Tuhan memberikan lagu ke kuping saya selagi lagi mandi. Saya cepat-cepat mandi, lalu saya tulis segera," kisahnya.

Lagu Bangun Pemudi Pemuda itu digubahnya dalam suasana batin seorang anak muda yang gundah di negeri yang sedang terjajah. "Rasa ingin merdeka kuat sekali di kalangan anak muda saat itu. Kalau ketemu kawan, kami saling berucap salam merdeka!" tutur Alfred Simanjuntak di rumahnya di kawasan Bintaro, Tangerang, Banten.

Bahkan menurut pengakuannya, lagu tersebut nyaris mengancam jiwanya. Sebab, gara-gara lagu yang dinilai sangat patriotik itu, nama Alfred Simanjuntak masuk daftar orang yang dicari Kempetai, polisi militer Jepang untuk dihabisi.

Hingga saat ini, lagu itu masih tetap dikumandangkan, termasuk pada setiap perayaan Kemerdekaan RI 17 Agustus. Bahkan Band Cokelat pada album Untukmu Indonesia-ku juga merilis lagu itu. Juga oleh Paduan Suara Anak-anak Surya dalam album Kumpulan Lagu Wajib Indonesia Raya.

Alfred di masa kecil, hidup bersahaja tapi bahagia. Dia putera pasangan Guru Lamsana Simanjuntak-Kornelia Silitonga, delapan bersaudara. Dia mengenang saat makan nasi, daun singkong, dengan lauk ikan asin sebesar jari. Namun dia tetap mensyukuri ikan asin yang cuma seujung jari itu. Keluarga itu tetap hidup dalam sukacita.

Sukacita itu tercermin dari kegemarannya bernyanyi. Alfred sering tampil bernyanyi di acara Natal sejak duduk di Hollands Inlandsche School (HIS) di Narumonda, Porsea, Tapanuli Utara. Kemudian kemahiran musik Alfred berkembang ketika dia belajar di Hollands Inlandsche Kweek School atau semacam sekolah guru atas di Margoyudan, Solo, Jawa Tengah, 1935-1942.

Di sekolah itu jiwa nasionalisme Alfred menguat. Sebab di sekolah itu dia berkumpul dengan kawan-kawan dari berbagai daerah, suku dan budaya, seperti Manado, Ambon, Batak dan Jawa. “Rasa percaya diri kami sebagai satu bangsa sudah tertanam kuat," kenang Alfred, yang akrab dipanggil Pak Siman dan fasih berbahasa Jawa.

Kemudian tahun 1950 – 1952, Alfred melanjut ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia, MO Bahasa Indonesia, Jakarta. Lalu tahun 1954 – 1956 berturut-turut melanjutkan belajar di Rijksuniversiteit Utrecht, Leidse Universiteit, Leiden, Stedelijke, Amsterdam, Nederland.

Pada tahun 1946-1949, dia sempat menjadi wartawan surat kabar “Sumber” di Jakarta. Sejak tahun 1950, ia bekerja penuh di Badan Penerbit Kristen (BPK) Gunung Mulia, Jakarta, dan sempat menjadi pimpinannya. Akan tetapi, dia tetap aktif di musik. Tahun 1967 turut mendirikan Yayasan Musik Gereja (Yamuger) dan tahun 1985 memprakarsai Pesta Paduan Suara Rohani (Pesparani).

Dia juga juga terus menulis lagu. Pada tahun 1980, dia menulis lagu Negara Pancasila. Belakangan dia diminta Gus Dur menggubah Himne Partai Kebangkitan Bangsa. Selain itu, Alfred juga banyak mencipta lagu rohani. Bahkan dia pernah menulis lagu dalam irama dangdut, Terumbu Karang atas permintaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang akan disosialisasikan kepada masyarakat di kawasan pesisir Riau, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.

Alfred kini telah menjadi ompung (kakek) dari 11 cucu yang lahir dari empat anaknya, yaitu Aida, Toga, Dorothea, dan John. Putri sulungnya, Aida Swenson-Simanjuntak, dikenal sebagai penggiat kelompok Paduan Suara Anak Indonesia.

BATAK – Alfred Simanjuntak related with:


0comments:

Post a Comment

Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan, Jolo sinukkun marga asa binoto partuturan.

Untuk membalas komentar ke Nama/ Id tertentu, silahkan tambahkan "@" sebelum Nama atau ID komentar yang ingin dibalas/ reply
contoh: @name atau @5867483356795408780.0
Isi Komentar/ Reply

ps:
- Untuk mengetahui ID komentar yang ingin di reply silahkan klik [Comment ID]
- Berkomentarlah dengan tutur kata yang sopan, adalah hal yang manusiawi untuk berbeda pendapat

 
Add to Google Reader or Homepage


Artikel BATAK
Komentar
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

BATAK | Penulis
BATAK | Label
BATAK | Judul
BATAK | Artikel

[TITLE] BATAK: BATAK – Alfred Simanjuntak
[URL] http://batak.blogspot.com/2010/12/batak-alfred-simanjuntak.html

Back to TOP  
Entries (RSS) | Comment (RSS)



Share

Share
Tweet